pernikahan

Surat Cinta #1: Cinta Itu Kamu

IMG_20150915_172510.jpg

Surat cinta pertamaku untukmu di tahun ini, Cinta. Akan ada seribu surat cinta berikutnya. Hanya untukmu, Cinta.

Tak terasa lima tahun sudah bahtera terlalui bersama, Cinta. Masih teringat saat pertama kali kau tanya, eh, bukan, kau mengajakku untuk menikah. “Ayo nikah, yuk!” Antara percaya dan tidak saat itu karena hari-hari itu hatiku memang selalu penuh dengan dirimu, Cinta. Kujawab dengan mantab dan tenang, “Ayo!” karena hatiku bicara kaulah cintaku. Cinta yang tak memerlukan kriteria. Cinta yang terima apa adanya dan terus berjuang untuk lebih baik. Cinta yang menenangkan tanpa keraguan. Ya, kaulah cinta.

Kalau dipikir-pikir tentu saja lucu. Kita kenal sejak dulu kala. Mungkin sejak aku bayi dan kau berumur 10 bulan. Sejak kecil kita bersama. Sejak lama kita berbagi. Dan butuh waktu 24 tahun untuk bersatu. Tapi, aku percaya, itulah jodoh. Ia datang pada waktu dan tempat yang tepat.

Tak butuh waktu lama dan tak perlu perdebatan berarti karena orang tua saling meridhai. Kita menikah. Kita bangun sendiri rumah tangga kita jauh dari keluarga. Susah-senang kita bersama, termasuk juga menghadapi kerikil tajam penghalang kaki melangkah. Setajam apapun kerikil itu, bagiku ia tetap kerikil kecil selama kau ada di sampingku.

Ah, Cinta. Sampai kini pun aku tetap jatuh cinta pada orang yang sama setiap harinya. Ya, dirimu, hanya dirimu. Tak pernah surut semua rasa walau kadang hidup kita berhadap masalah. Kini kita tidak hanya berdua karena dua buah hati kita telah datang menemani perjalanan bahtera kita.

Dan cinta itu tetap sama, dan selalu bertambah.

Darimu,

Yang selalu mencintaimu.

3 thoughts on “Surat Cinta #1: Cinta Itu Kamu”

Leave a comment