HE Farras

Puasa Pertama Farras

Sebelum bulan Ramadhan datang, saya sudah melakukan puasa di hari Senin dan Kamis. Farras (5 tahun) pun bertanya tentang apa itu puasa. Saya katakan kepadanya bahwa puasa adalah latihan menahan diri dari makan dan minum, menghina, menyakiti orang, berkata buruk,  dan hal-hal buruk lainnya. 
“Sebentar lagi bulan puasa lho. Orang-orang gede akan puasa semua. Kalau Farras mau, Farras boleh kok latihan puasa.”

“Iya, aku mau puasa seperti ibu. Tapi kalau nanti aku lapar bagaimana?”

“Kalau ibu kan puasa sampai maghrib, nah Farras puasa sampai dhuhur saja. Nanti pas adzan dhuhur Farras Berbuka, terus dilanjut puasa lagi sampai maghrib.”

Seingat saya, obrolan tentang puasa dengan Farras hanya sampai di situ. Dia tidak tanya-tanya lagi tentang puasa. Saya juga menganggap dia tidak serius ingin puasa. Jadi saya melewatkan postingan-postingan teman-teman tentang aktivitas ramadhan karena menurut saya saat ini saya belum memerlukannya, toh Farras juga belum puasa. 

Sampai kemarin sore, saat ada pawai jelang Ramadhan oleh santri-santri TPQ. Dia kembali bertanya tentang puasa, kenapa harus bergembira dengan datangnya bulan puasa, apa itu sahur, apa tarawih, apa berbuka,  dll. Saya jelaskan satu persatu secara sederhana. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk ikut puasa. “aku mau disayang Allah lah.” 

“ibu, ingat ya! Bangunin aku pas sahur nanti ya. Kalau aku ga bangun juga, bisikin telingaku sampai aku bangun. Ingat! Jangan sampai lupa!”

Saat sahur tiba, saya mencoba membangunkannya. Tapi dia enggan untuk bangun. Saya pikir tak apalah kalau dia tidak jadi puasa. Mungkin tahun depan dia lebih mudah dilatih. 

Saat bangun pagi, dia bilang mau puasa saja meski tidak sahur. Tidak apa-apa kalau dia mau mencoba. 

Saya pun kemudian menyiapkan beberapa aktivitas untuk dikerjakannya agar tidak bosan dan tidak ingat makan. 

Tapi rupanya kami harus pergi mengunjungi saudara yang sakit, jadi aktivitas yang saya siapkan tidak jadi dikerjakan. 

Nah, kejadian di perjalanan ini yang unik menurut saya. Saat dia asyik bermain tab bersama temannya, dia disodori snack. Tanpa basa-basi dia langsung memakannya. Saat saya tanya kenapa dia makan snack padahal dia puasa, dia jawab kalau dia lupa. Tapi dia bilang akan terus puasa sampai dhuhur. Maka saat dia ditawari makanan berkali-kali, dia bilang kalau dia puasa. 

Kami pulang saat adzan dhuhur berkumandang. Dia pun berbuka dengan dua porsi makan nasi ayam. Tapi setelah itu, dia puasa lagi. Dia bermain sebentar dengan si adek dan akhirnya tertidur sampai jam setengah 5. 

Setelah mandi dan ganti baju itulah saya berikan kejutan padanya. Saya minta dia memilih kupon di dalam kaleng yang sudah saya siapkan saat dia tidur. Saya lihat ekspresinya sangat senang. Dia bahkan simpan kuponnya sebagai kenang-kenangan. 

Akhirnya waktu berbuka tiba. Sungguh, ada rasa bahagia yang tak cukup diungkap dengan kata-kata atas keberhasilan latihan puasa yang dijalani sulung saya. Tanpa paksaan, tanoa iming-iming selain kasih sayang Allah, dan dia merasa enjoy menjalaninya. Menu yang dimintanya pun saya siapkan. Nasi ayam goreng dengan es jelli yang dipilihnya saat di pasar tadi. 
Semoga besok bisa lanjut ya Nak. 

#RamadhanInspiratif

#Challenge

#Aksara

5 thoughts on “Puasa Pertama Farras”

  1. Alhamdulillah.. seneng sekali ya Mbak punya anak yang semangat beribadah gitu.. saya jadi pengen.. hihi.. semoga Fawwas jadi anak sholih 😊 Salam kenal Mbak ^^

    Like

    1. Aamiiin doanya mbak. Anak-anak berbeda2 mbak. Saya dengan dua anak saja berbeda karakternya. Yang kakak memang cenderung lebih mudah. Semoga kita bisa membersamai mereka dengan tulus ya mbak.

      Like

Leave a comment