perempuan

Akulah Mei

“Rin, apa sih alasan kamu menolak lamaran Andika? Kurang apa dia? Mau nunggu apa lagi? Kuliah sudah kelar. Pekerjaan sudah mapan. Apa kamu mau jadi seperti Mei, si perawan tua tetangga sebelah itu?” Tanpa sengaja aku mendengar suara Bu Mardi ketika aku lewat di depan rumahnya. Sakit rasanya hatiku mendengar kata-kata Bu Mardi, meski ini… Continue reading Akulah Mei