Institut Ibu Profesional

[Game #3.8] Cetak Buku

Saat menulis laporan ini, saya masih menemani suami mendesain undangan pernikahan. Proyek baru di percetakan kami. Lumayan banyak, hampir 2000 undangan yang harus kami cetak dalam seminggu ini. 

Beginilah usaha yang kami jalani, berjalan dari sat proyek ke proyek lain. Dulu saat kami sampaikan niatan membuka usaha fotocopy dan percetakan, ada yang mengecilkan niatan kami dengan mengatakan, “Usaha fotocopy itu apa! Ngjmpulin uang recehan.” Untungnya saat itu hati saya sedang bersemangat. Maka setiap kata yang menjatuhkan tak lagi saya dengar dengan sungguhan (lirik lagunya Padi). Hehehe. Memang, kalau hanya mengandalkan orang fotocopy KTP saja, uang yang kami terima 500-1000 rupiah saja.

Tapi rezeki tidak sama dengan berapa rupiah orang membayar fotocopy. Rezeki tidak sama dengan hasil jualan. Rezeki tidak sama dengan gaji mengajar suami. Kalau hasil jualan dan gaji suami bisa dihitung, tapi rezeki tidak terhitung. Orang membayar 500-1000 rupiah untuk fotocopy KTP, tapi Allah melimpahkan rezeki melalui orang lain yang mencetak 2000 lembar undangan pernikahan. Tak apa hasil fotocopy adalah kumpulan recehan, yang lebih penting adalah kami menfapat rezeki berupa kesempatan berbuat baik kepada orang tua karena berada di dekat mereka.

Kembali kepada proyek usaha kami. Alhamdulillah, orderan yang masuk cukup banyak di minggu-minggu ini, mulai cetak buku, cetak undangan, cetak yasin, cetak kartu nama bayi, dan yang sedang kami kerjakan saat ini adalah cetak undangan dan cetak buku istighotsah jam’iyyah Muslimat. Maka yang kami jadikan proyek keluarga untuk hari ini adalah menyelesaikan cetakan buku istighotsah. 

Sebenarnya mencetak buku adalah hal yang biasa. Bedanya, proyek kali ini kami bagi tugas dalam menyelesaikannya. Kalau biasanya suami menghandle penuh semua pekerjaan percetakan dan saya kebagian pegang fotocopy dan ATK, maka tidak untuk kali ini. Kami harus menyelesaikan empat orderan sekaligus, jadi mau tidak mau urusan cetak-mencetak harus dibagi berdua.

Jadilah pembagian tugas sebagai berikut:

1. Suami : menyelesaikan cetakan undangan lama, finishing cetakan Yasin, mendesain undangan yang baru diorder, ke kota mengambil belanjaan.

2. Saya : menyelesaikan cetak buku istighotsah sampai finishing (kecuali desain sampul, suami yang masih harus mengerjakannya karena saya belum bisa corel).

3. Anak : bermain di sekeliling kami, menjadi penghibur, penghilang jenuh, dan juga ajang melatih emosi.

Cetak buku istighotsah kali ini cukup ndridil (njelimet) kare file asli yang akan dicopy sangat jelek kualitasnya. Tugas saya adalah mengatur supaya file itu rapi, bagus, bisa dibaca, terang, dan indah. 

Tantangan kedua adalah kami berdua sama-sama puasa dan hari ini cuaca lumayan menguji karena panasnya tidak biasa. Sementara cetakan harus sudah siap esok hari, persediaan kertas menipis. Jadilah kami berempat pergi belanja kertas di siang bolong dengan atap panas matahari.

Makna ketiga adalah, rupanya proyek ini penyembuh kebiasuan kami, alhamdulillah. Beberapa hari ini suasana hati kami sedikit menegang dan proyek inilah pencair susana. 

Setelah selesai mengerjakan buku, rasanya ada yang plong, yaitu tanggungan pekerjaan selesaj (tujuan proyek) ditambah bonus suasna kami kembali membaik.

#TantanganHari8

#Level3

#MyFalimyMyTeam

#KuliahBunSayIIP

Leave a comment