Jurnal Ibu

Tantangan 10 Hari Menulis Jurnal

Jujur, di jam 10:09 PM ini saya belum mendapat ide untuk menulis di hari ini. Padahal seharian ini, saya bersama-sama paguyuban anak saya yang kedua jalan-jalan ke Tuban. Mungkin lain kali saya akan menuliskan tentang paguyuban ini.

Saya memilih untuk mengambil Tantangan 10 Hari Menulis Jurnal yang diadakan oleh Bapak Dono Baswardono atau yang lebih populer dipanggil Opa Dono di Fanspage Facebook-nya. Tema hari pertama adalah Menulis 3 Sifat Favorit.

Maka saya memilih tiga sifat favorit saya, yakni mempunyai empati yang tinggi, mandiri, dan senang belajar hal yang baru.

Empati yang tinggi. Saya termasuk orang yang sangat peduli dengan orang lain, terutama mereka yang sangat dekat dengan saya, memberikan perhatian kepada saya, dan menganggap saya spesial dalam hidup mereka. Tidak banyak sebenarnya orang-orang seperti ini dalam hidup saya. Ibarat sebuah ring, maka saya mempunyai lapisan ring dalam perhatian saya. Keluarga inti merupakan ring pertama saya karena mereka adalah hidup saya. Keluarga yang saya maksud adalah anak dan suami, kemudian orang tua dan mertua, adik-adik dan ponakan saya. Tentu kemudian keluarga-keluarga saya lainnya.

Setelah keluarga, saya mempunyai orang-orang dekat yakni sahabat-sahabat saya. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar menganggap saya penting dan juga sebaliknya. Ada beberapa orang yang dalam lingkaran ini, mereka bahkan saya anggap seperti saudara. Sejauh ini, kami baik-baik saja dan insya Allah akan terus baik-baik saja karena kami mempunyai chemistry yang sama.

Lingkaran selanjutnya adalah teman tapi tidak terlalu dekat. Biasanya orang-orang ini adalah teman kerja, teman kuliah, teman kajian, teman komunitas. Di lingkaran ini pun saya masih sering memberi perhatian dan empati karena bagi saya, memberi empati kepada teman adalah suatu kebaikan.

Selanjutnya adalah orang-orang yang cukup kenal saja. Mereka adalah orang-orang yang memang cukup kenal. Saya merasa tidak perlu memberi perhatian ke mereka karena rupanya mereka tidak memerlukannya. Bisa jadi mereka sebenarnya adalah orang-orang yang berada di lingkaran sebelumnya, tapi karena mereka tidak merasa perlu mendapat perhatian saya, maka saya kategorikan mereka di lingkaran cukup kenal saja.

Saya biasanya bisa memberi waktu, tenaga, dan juga pikiran untuk orang-orang di atas jika memang mereka memerlukannya. Bahkan saya sering menyapa orang-orang tersebut jika sudah lama sekali tidak ada tegur sapa di antara kami karena kesibukan masing-masing. Satu yang pasti, saya tidak pernah memutus kontak pertemanan dengan sengaja karena saya merasa semakin banyak teman maka semakin banyak kebaikan. Hanya pada satu orang saja saya sengaja memutus semua pertemanan karena sikapnya yang sudah overthinking pada dunia pertemanan.

Mandiri.Adalah nama lain saya. Sejak kuliah di Jakarta dan jauh dari orang tua, saya bertekad untuk mandiri. Kalau dulu saya mengartikan mandiri dengan sifat yang tidak mengandalkan orang lain dalam hidup, maka definisi mandiri saya saat ini lebih luas lagi. Yakni tidak perlu mengandalkan orang lain untuk bahagia dan merasa nyaman.

Dalam hal ini, saya hampir tidak pernah peduli dengan sikap orang lain yang buruk terhadap saya. Saya juga tidak perlu menunggu dibahagiakan orang lain untuk sebuah kebahagiaan saya, meskipun lingkungan terdekat saya, anak-anak saya, suami saya, orang tua saya, serta adik-adik saya tidak berhenti-berhentinya memberikan kebahagiaan. Bagi saya, kebahagiaan dari mereka adalah bonus, sementara kebahagiaan sejati adalah saya sendiri yang memutuskannya.

Sifat favorit saya yang terakhir di tulisan ini adalah Senang belajar hal yang baru. Ini adalah ciri khas saya yang menjadikan saya seringkali menjadi lebih depan satu langkah di banding teman-teman saya. Saya tidak takut mencoba dan senang belajar hal baru, terutama hal yang menantang intelektual saya. Bagi saya, belajar hal baru itu tidak ada ruginya. Kalaupun akhirnya saya gagal mencoba, paling tidak saya punya pengalaman baru, dan itu sangat berharga bagi saya.

Mungkin itu tiga sifat favorit saya yang membuat saya tetap tegak berdiri, kendati banyak hal yang merintangi.

Lamongan, 27 Maret 2022

Leave a comment